Critical Review

Globalisasi Perangkap Negara Selatan-Selatan


Berbicara persoalan globalisasi tidak akan lepas dari persoalan ekonomi. Hal yang paling penting disini adalah membicarakan dampak dari globalisasi itu sendiri. Setidaknya ada dua pandangan berkaitan dengan dampak dari globalisasi. Pertama, globalisasi akan mempengaruhi arti penting sebuah pemerintahan. Kedua, globalisasi tidak akan mengurangi, tetapi hanya mengubah peran pemerintahan suatu negara. Dalam melakukan analisa dampak dari globalisasi terhadap pemerintahan sebuah negara kedua pandangan tersebut mengacu kepada terminologi ekonomi yang dianggap sebagai konsep yang lebih nyata. Dari sinilah setidaknya buku Martin Khor berjudul Globalization and the South : Some Crtitical Issues ini hadir untuk menjawab semua tantangan dan dampak globalisasi serta alternatif-alternatif pemecahanya khususnya di negara yang sedang berkembang (NSB) atau Mathin menyebutnya negara berkembang sebagai negara Selatan-Selatan. Buku ini lebih khusus menjelaskan globalisasi ekonomi yang didalamnya mengandung aspek kunci diantaranya : liberalisasi moneter, investasi dan perdagangan serta perkembangan dan implikasi globalisasi bagi negara berkembang.

Buku Martin ini terbagi menjadi lima bab yang didahului dengan sebuah pendahuluan. Kemudian bagian pertama, Martin membahas lebih jauh tentang globalisasi itu sendiri dan bagaimana dampaknya. Dalam hal ini Martin memberikan gambaran bahwa ciri khas dari globalisasi sendiri adalah peningkatan konsentrasi dan monopoli berbagai sumberdaya dan kekuatan ekonomi oleh perusahaan transnasional, maupun oleh perusahaan keuangan dan dana global. Proses yang seperti ini yang dinamakan dengan transnasionalisasi. Kemudian bagian pertama ini juga menyinggung banyak persoalan liberalisasi ekonomi, globalisasi perumusan kebijakan yang dampaknya akan menyebabkan erosi kedaulatan nasional karena penentu kebijakan akan dipengaruhi oleh atau diproses oleh badan-badan internasional atau perusahaan swasta besar dan pelaku keuangan internasional tidak dibawah yuridiksi pemerintah sendiri. Bagian pertama ini juga menyarikan tentang dampak dari proses globalisasi serta ketidakseimbangan yang mengikutinya.

Bagian kedua, Martin banyak memberikan gambaran tentang persoalan pokok dalam perdagangan atau bisa dikatakan sebagai liberalisasi perdagangan dan dampak dari liberalisasi perdagangan itu sendiri yang didalamnya diorganisir oleh organisasi perdagangan internasional (WTO) dan juga dipengaruhi oleh sistem perdagangan multilateral. Bagian ini juga menyinggung perkembangan WTO saat ini sebagai organisasi perdagangan internasional. Kemudian diakhir bagian dua ini Martin memberikan usulan-usulan berkaitan dengan liberalisasi perdagangan dan perkembangan WTO sendiri. Diantara usulan Martin adalah dalam WTO anggota-anggota harus memilih pendekatan yang lebih realistis terhadap liberalisasi dengan melemahkan tekanan terhadap negara sedang berkembang untuk melakukan liberalisasi lebih lanjut. Kemudian usulan selanjutnya adalah agar mempertegas bahwa tujuan sistem perdagangan multilateral adalah pembangunan negara sedang berkembang yang keanggotaanya membentuk kelompok mayoritas. Hal ini perlu dipertegas karena liberalisasi itu muncul sekedar hanya sebagai alat, maka harus fleksibel yang cukup untuk menerapkan peraturan dimana diperlukan.

Kemudian bagian ketiga buku ini membicarakan liberalisasi keuangan yang menurut Martin dipicu adanya opsi kebijakan dalam kaitanya dengan liberalisasi dan deregulasi moneter. Dalam persoalan ini setiap negara membuka diri terhadap aliran-aliran modal internasional. Walaupun liberalisasi keuangan dianggap sesuatu hal yang relatif baru, namun hal ini justeru yang mempunyai andil besar terhadap kekacauan moneter NSB yang telah terintegrasi dalam pasar uang global. Maka, tidak heran diakhir paruh tahun 1997 banyak negara sedang berkembang mengalami kriris moneter yang cukup rumit. Kemudian bagian ketiga ini juga menjelaskan tentang resiko dan rapuhnya modal jangka pendek serta lemahnya sistem moneter saat ini. Krisis moneter yang dimulai dari negara Thailand dan merembet kenegara Asia Timur dan akhirnya merembet ke negara Rusia dan Brasil, menunjukkan bahwa aliran modal jangka pendek mudah goyah dan sangat beresiko bagi negara sedang berkembang. Jadi, klaim yang menyatakan bahwa keterbukaan terhadap moneter global di NSB akan selalu bermuara pada keuntungan yang dapat diperoleh dengan biaya relatif kecil itu tidak tepat. Bagian ketiga buku ini juga menyinggung masalah kelemahan moneter saat ini. Kemudian bagian ketiga ini juga diakhiri dengan beberapa usulan baik usulan internasional atau nasional. Usulan internasional diantaranya adalah : perlunya transparansi dan regulasi yang lebih besar atas pasar uang internasional. Kemudian perlunya penghentian hutang dan penyeleseian hutang secara benar. Kemudian perlunya melakukan reformasi kerangka kebijakan makro. Sedangkan usulan untuk tingkat nasional diantaranya adalah : perlunya perhatian yang serius atas liberalisasi moneter dan globalisasi. Perlunya menetapkan kebijakan nasional yang menyeluruh atas aliran modal.

Bagian keempat buku Marhin ini membicarakan banyak tentang liberalisasi investasi, investasi asing langsung (keuntungan dan resiko investasi asing) dan implikasi-implikasi dari berbagai usulan dan tindakan terhadap perjanjian internasional tentang investasi. Salah satu hal yang diungkap oleh Marhin dalam bab ini adalah berdasarkan hasil penelitian Ghozali ekonom dari Malaysia bahwa salah satu aliran modal asing itu bernama FDI. FDI ini memiliki keunggulan membawa masuk modal produktif, ahli-ahli asing, merek-merek dagang, jaringan-jaringan pasar, membentuk industrialisasi ekspor dan penyerapan tenaga kerja. Namun hal yang perlu diwaspadai dari FDI sendiri jangan sampai aliran masuk FDI ini masuk dengan begitu cepat, karena akan mengarah pada “de-nasionalisasi” dimana kepemilikan asing terhadap kekayaan negara meningkat secara relatif terhadap kepemilikan lokal. Maka untuk menghidari persoalan tersebut agar tingkat pertumbuhan investasi domestik harus melebihi pertumbuhan FDI. Demikian pendapat dari Marhin Khor sebagaimana ia kutip dari penyataan Ghozali. Pada bagian empat ini juga dilengkapi dengan beberapa usulan Martin berkaitan dengan pengelolaan investasi asing secara langsung. Beberapa usulan dan kebijakan pada tingkat nasional diantaranya adalah : perlunya pendekatan strategis dan kebijakan yang selektif mengenai FDI. Kemudian perlunya membedakan kemampuan dan kebutuhan yang beragam antara investor lokal dan asing. Kemudian perlunya seleksi sosial dan lingkungan serta kewajiban investor asing. Kemudian juga perlu mengkaji dampak-dampak terhadap perekonomian dan sektor lokal. Diperlukan juga menjaga neraca pembayaran dan kestabilan moneter. Kemudian diantara usulan pada tingkat internasional adalah : kebutuhan akan pandangan baru mengenai dampak dan sifat investasi asing. Perlunya mempertimbangkan kembali suatu pendekatan internasional mengenai investasi asing dan hak-hak investor. Kemudian juga perlu memperkuat perjanjian internasional yang telah ada dan mengusulkan perjanjian-perjanjian baru untuk mengkaitkan investasi asing dengan tujuan pembangunan-pembangunan sosial dan lingkungan.

Bagian kelima dari buku Martin ini berisi kesimpulan dan usulan secara umum. Diantaranya NSB perlu memperluas pilihan kebijakan dan meningkatkan baegaining power dan dimasa depan NSB harus mengorganisir diri dalam memperjuangkan sebuah sistem global yang lebih demokratis. Kemudian agar negara berkembang dapat menghindari prospek suram abad 21, mereka perlu diberi ruang dan kesempatan untuk memperkuat perekonomian serta mengembangkan infrastruktur sosialnya, tanpa meninggalkan aspek pelaksanaannya secara ramah lingkungan. Agar hal tersebut bisa terjadi harus terdapat suasana internasional yang lebih memihak, dimulai dengan demokratisasi hubungan-hubungan dan lembaga-lembaga internasional, sehingga negara berkembang dapat berperan serta lebih aktif dalam penyusunan kebijakan.

Dari uraian Martin tersebut, setidaknya bisa dikatakan bahwa Martin lebih menyetujui bahwa globalisasi itu sendiri tidak akan mengurangi, tetapi hanya mengubah peran pemerintahan suatu negara. Namun yang jelas, karya Martin tersebut mempunyai beberapa keunggulan karena Martin mengupas globalisasi tidak saja hanya berkutat pada persoalan terminoligi belaka, tetapi sangat jauh memberikan gambaran globalisasi dengan runtut, yang dimulai dari proses pengambilan kebijakan dalam hal ini dilakukan oleh pemerintah dalam sebuah negara, kemudian dampak dari pengambilan keputusan tersebut juga disebutkan. Dengan demikian, tentunya karya ini akan memberikan pijakan dan pertimbangan dasar kepada para pengambil kebijakan untuk memberikan ruang kepada globalisasi apakah dapat berkembang atau tidak. Karena kalau kebijakan ini lebih menguntungkan pihak asing, maka salah satu resiko yang muncul adalah terjadinya internasionalisasi aset-aset negara yang disebabkan bargaining pemerintah lemah. Satu contoh penutupan 13 Bank di Indonesia pada waktu munculnya krisis ekonomi oleh IMF yang diharapkan akan memperbaiki persoalan ekonomi di Indonesia, justeru semakin memperparah keadaan. Yeng labih menarik lagi bahwa Martin dalam karyanya ini mampu melakukan pemetaan persoalan-persoalan berkaitan dengan dampak dari globalisasi itu sendiri khususnya terhadap negara sedang berkembang (NSB). Martin tidak hanya mengangkat dampak globalisasi saja, tetapi juga memberikan beberapa alternatif pemecahan. Diantaranya adalah bagaimana negara berkembang ini mampu melakukan komunikasi yang efektif guna menggalang kekuatan untuk meningkatkan bargaining power dalam negosiasi di tingkat internasional. Pemikiran Martin ini juga memberikan inspirasi dan inventarisasi yang cukup baik berkaitan dengan persoalan globalisasi itu sendiri.

Namun sayangnya, karya Martin ini tidak begitu memperhatikan bahwa globalisasi ini tidak hanya disebabkan oleh persoalan kebijakan di bidang ekonomi saja. Namun globalisasi ini juga bisa dipicu akibat dari perkembangan teknologi pada saat ini yang luar biasa. Globalisasi juga muncul akibat dari ketidakadilan negara maju kepada negara yang terbelakang. Martin dalam karyanya ini tidak banyak menyinggung peran teknologi, padahal menurut hemat penulis globalisasi dapat mempengaruhi kebijakan di negara berkembang, pemicu utamanya adalah kemajuan teknologi. Kemudian pemetaan negara berkembang yang dimaksud oleh Martin juga kabur tidak begitu menjelaskan instrumen-instrumen negara berkembang itu bagaimana. Martin dalam hal ini juga tidak menjelaskan apakah globalisasi ini juga tidak mempunyai dampak bagi negara maju (walaupun negara maju merupakan penggerak globalisasi) dan kenapa Martin hanya membicarakan dampak globalisasi pada negara-negara berkembang, padahal menurut hemat penulis negara maju ini bila kaitanya dengan persoalan kebijakan ekonomi juga dapat mengalami keterpurukan, bila salah dalam mehamai persoalan. Martin juga tidak menjelaskan peran para pialang semisal George Soros yang sering bermain dalam mempengaruhi perekonomi negara maju. Padahal, pialang itu mampu memporak-porandakan keuangan/perekonomian negara maju.

Kemudian globalisasi yang sering didengungkan dan menjadi propaganda negara maju kepada negara berkembang dan dapat menguntungkan adalah palsu belaka. Karena liberalisasi investasi dan perdagangan internasional terbukti makin memperburuk ketidakseimbangan global antara negara maju dengan negara terbelakang. Kemudian bergeraknya modal raksasa tidak banyak mengakibatkan terjadinya penanaman modal dan kesempatan kerja secara besar-besaran dari negara maju ke negara berkembang, justeru modal tersebut banyak berpusat ke negara industri baru. Kemudian globalisasi sendiri telah memperkukuh mekanisme penindasan kaum imperalis dan agen-agen dinegara berkembang terhadap kelas buruh dan sektor rakyat tertindas. Kemudian melalui keunggulan dalam bidang permodalan teknologi, manajemen dan penguasaan pangsa pasar dunia atas nama globalisasi perusahaan multinasional kemudian menciptakan elite-elite lokal dan industri yang memiliki ketergantungan tinggi dan hanya menjadi kuli bagi MNC. Dalam kondisi ketergantungan mustahil untuk mnegharapkan para elite lokal memainkan peran progresifnya.

Komentar

Postingan Populer